Depresi postpartum adalah kondisi depresi berat yang terjadi pada 4‒6 minggu setelah melahirkan, bahkan dapat terjadi hingga 1 tahun setelah melahirkan. Depresi postpartum berbeda dengan kondisi baby blues. [1,2] Pada kondisi baby blues, perasaan sedih dan tearfulness ibu akan berkurang selama 2 minggu pertama setelah melahirkan.
Sekitar 10% wanita hamil mengalami gejala depresi. Kasus tersebut meningkat dalam tiga bulan setelah melahirkan. Wanita dengan riwayat depresi cenderung mengalami depresi selama hamil dan setelah melahirkan. Depresi akan berdampak keguguran, bayi lahir prematur, berat lahir rendah, dan gangguan perkembangan janin.
Jadi, hati-hati bila ibu mengalami depresi hingga lebih dari 14 hari. Sebab, kondisi ini bisa memberi dampak signifikan pada sang ibu, bayi dan keluarga. Berikut ini sejumlah gejala PPD yang perlu diwaspadai: Terus menerus sedih atau murung; Sering menangis tanpa sebab; Sering lesu, lemas, dan kelelahan;lansia. Pada wanita hamil kebanyakan membutuhkan pertolongan untuk menyelamatkan diri. Pertolongan yang diberikan pun berbeda dari korban lainnya karena pada ibu hamil perlu memperhatikan keselamatan 2 jiwa. Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesian 2012, Angka Kematian Ibu sebesar 359 per 100,000 kelahiran hidup. Kematian
Tindakan segera akan muncul, jika terdapat diagnosa potensial yang mengacu pada keselamatan ibu. Misalnya pada kasus ibu nifas den-gan perdarahan post partum akibat atonia uteri pada 6 jam post par-tum, maka potensial diagnosanya menjadi syok hipovolemik, sehing-ga membutuhkan tindakan segera pemasangan infus dan pemberian uterotonika. D.
wyPC8x.